Kesaksian Pelayanan Penginjilan
Oleh: Yohanes
Saya mulai dengan bagaimana Tuhan
membawa saya untuk berada di dalam suatu desa. Itu terjadi kira-kira
tahun 1989. Tuhan taruh sesuatu ke dalam hati saya untuk mengadakan pelayanan penginjilan bagi jiwa-jiwa. Adapun bentuk pelayanan yang Tuhan taruh adalah doa syafaat,
bersyafaat. Supaya pelayanan ini bisa maksimal, Tuhan membawa saya
kepada pengalaman pribadi dengan Tuhan sampai saya bisa menangisi
jiwa-jiwa. Ini bentuk doa
yang harus dilakukan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Doa syafaat
artinya kita harus mewakili manusia di hadapan Allah dan membawa manusia
ke dalam tangan Tuhan. Jadi, masalah yang mereka alami, dosa
yang mereka alami, seakan-akan itu dosa-dosa saya. Saya menangisi
mereka, saya mencintai mereka, saya menggerutu di hadapan Tuhan supaya
Ia mengampuni saya. Saya orang berdosa. Saya ingin berhenti dari doa
ini, tetapi tidak bisa. Saya terus bersyafaat bagi desa ini selama
hampir dua setengah tahun, dan apa yang terjadi, hasil dari doa ini
adalah kegerakan Allah terjadi luar biasa. Anak-anak muda mulai dijamah
oleh Tuhan. Orangtua
mereka yang tadinya tidak menyukai saya, ternyata Tuhan jamah melalui
anak-anak-Nya. Akhirnya, selama dua setengah tahun, ketika saya merasa
sudah waktunya saya tinggalkan daerah itu, saya melangkah keluar. Nah,
sewaktu saya melangkah keluar dari desa itu, saya mendapat informasi
bahwa penuaian terjadi luar biasa. Anak-anak muda diutus Tuhan untuk
mengikuti sekolah-sekolah Alkitab di mana-mana.
Saya melihat melalui pengalaman ini bahwa di mana pun kita berada sebagai hamba Tuhan, untuk dapat memenangkan suatu daerah bagi Tuhan, doa syafaat
sangat penting. Jadi, kita harus mewakili mereka, apa pun dosa dan
kesalahan mereka, seakan-akan itu adalah dosa saya sendiri. Jadi,
tangisanlah yang Tuhan taruh kepada saya, makanya Tuhan berbicara kepada
saya melalui kitab Mazmur 126
bahwa orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, ia akan pulang
dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya. Selama dua setengah
tahun, saya kembali. Ketika saya tidak lagi berada di situ, penuaian
terjadi.
Akhirnya, apa yang terjadi? Di tempat saya menangisi mereka itulah, itu ada sebuah gereja GBI. Sebelumnya, tidak ada gereja
sama sekali. Saya pikir inilah cara Tuhan supaya ada benih yang
ditaburkan. Awalnya, saya tidak mau masuk ke desa tersebut karena desa
ini sudah Kristen. Namun, kehidupan rohani mereka tidak bertumbuh. Wilayahnya sendiri masih berupa hutan dan terpencil, dan kami sekeluarga tinggal di tengah-tengahnya, di bawah pohon saya tinggal bersama istri dan kedua anak
saya. Banyak hal yang kami alami sampai Tuhan proses saya selama tiga
setengah tahun. Tuhan tidak pernah meninggalkan kami walaupun dalam
masalah makanan dan minuman, kami pernah tidak punya makanan. Saya ingat
pada suatu sore, di tempat yang sama, anak laki-laki saya minta makan
ikan sementara kami tidak punya uang. Laut bergelora dan waktu sudah
menunjukkan pukul lima sore. Bagaimana saya mendapatkan ikan? Akan
tetapi, Tuhan membuktikan bahwa Ia sanggup memelihara. Pukul lima sore,
saya dituntun oleh Roh Kudus pergi ke laut. Sampai di laut, apa yang terjadi, pada ombak yang terakhir Tuhan hempaskan ikan yang sangat besar.
Itu mukjizat pertama yang saya dapat dari Tuhan sebagai suatu bukti bahwa pemeliharaan Tuhan
sungguh sangat sempurna. Di mana pun kita berada, Tuhan memelihara
kita. Asalkan kita hadapi semua persoalan dan tantangan dalam pelayanan
itu dengan iman,
jangan dengan perasaan. Karena jika dengan perasaan, kita akan
cenderung mengasihani diri sendiri. Akan tetapi, hadapilah segala
sesuatu dengan iman. Percaya bahwa apa pun yang terjadi, semua ada dalam
rencana Tuhan. Itu adalah pengalaman pertama saya dalam penginjilan, memenangkan satu desa untuk Tuhan. Sampai-sampai, anak-anak muda di desa itu sekolah Alkitab
di mana-mana. Sekarang, mereka dipakai Tuhan di mana-mana. Dulu, mereka
pernah sampai adili saya hanya karena nama Yesus. Mereka mengatakan
bahwa saya seorang nabi palsu. Akan tetapi, saya tetap menyadari bahwa
saya ada di sini karena rencana Tuhan. Bagaimanapun, semua pemuda-pemudi
bahkan semua jiwa-jiwa di sana akhirnya masuk dalam pembaruan karena
mereka sudah Kristen, tetapi tidak hidup dalam pertobatan. Itulah cara
Tuhan supaya pemulihan dan pembaruan terjadi dalam setiap orang percaya
di situ. Jadi, bukan hanya sekadar Kristen, tetapi betul-betul mengalami
perubahan hidup secara rohani. Jadi, peran doa di situ sangat penting.
POKOK DOA
- Mari kita doakan untuk pelayanan Pak Yohanes beserta keluarga supaya mereka dapat menjadi saluran berkat di mana saja Tuhan tempatkan mereka untuk melayani.
- Mari kita berdoa untuk setiap orang yang bersedia untuk dipakai Tuhan seperti halnya Pak Yohanes yang mau bertekun dalam pergumulan doanya.
- Mari kita juga berdoa untuk setiap kesaksian yang kami terbitkan. Kiranya kesaksian tersebut menjadi alat Tuhan untuk menjangkau jiwa, dan melaluinya kita semakin melihat penyertaan serta pemeliharaan Tuhan yang nyata. Berdoa juga untuk banyak orang agar mau bersaksi akan kasih Tuhan dalam hidup mereka yang dapat memberkati.
"Bersukacitalah dalam pengharapan, tabahlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"
(Roma 12:12, AYT)
(Roma 12:12, AYT)