Sunday, June 20, 2010

TUHAN DIMANAKAH KAU?


TUHAN DIMANAKAH KAU?
Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar, dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi? (Mazmur 6:3-4)
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (Mazmur 22:20)
Janganlah menyembunyikan wajahMu terhadapku, janganlah menolak hambaMu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! (Mazmur 27:9)

Aku merasa gentar dan takut. Belum selesai aku memperjuangkan kestabilan ekonomi keluarga dan pelayanan selama tiga tahun ini, kami harus pula menampung anggota keluarga yang mengalami musibah di tempat kami memasuki tahun 2010 ini. Kala semua belum beres, kini kontrakan rumah kami pun habis dan dalam waktu seminggu ini kami diminta untuk meninggalkan kontrakan rumah kami. Haruskah kami menjadi gelandangan di kota Bandung? Kadang dalam kesendirianku, aku merasa ditinggalkan. Kusadar saat kita punya kedudukan dan harta, banyak orang di sekitar kita tetapi saat kita memulai suatu yang baru, sedikit sahabat di tempat yang baru dan nama kita belum dikenal maka terkesan orang kurang peduli. Ketakutan meliputi pikiran dan hatiku. Berdoa…berpuasa….berseru dengan segenap hati…memberi & berbagi apa yang kami miliki dalam kekurangan…tapi keuangan kami belum pulih juga….bahkan kini kami terancam menjadi homeless alias gelandangan. Mengapa kami harus melalui ini semua…??? Tuhan dimanakah Engkau??? Bukankah KAU BAPA YANG BAIK, mengapa KAU izinkan hal ini terjadi atas hidup keluarga kami seolah kami sudah melakukan dosa yang tak terampuni, ketika kami berbagi cerita dan beban dengan saudara seiman lainnya…nampak semua menutup telinga dan memalingkan wajah mereka….ketika kami berpaling kepadaMU pun rasanya KAU diam saja tak bergeming. Darimanakah pertolongan kami??? Waktu berjalan terus jangankan untuk membayar kontrakan rumah, untuk makan sehari-hari dan bahkan pelayanan pun tiada. Akankah kami mati kelaparan sebagai gelandangan di kota Bandung??? Inikah akhir kehidupan kami?? Inikah rencana Tuhan atas hidup kami di kota Bandung?? KEMATIAN DALAM KELAPARAN & KEMISKINAN??????
AKU TAHU BAHWA RENCANA TUHAN ITU MASA DEPAN YANG CERAH DAN BUKAN RANCANGAN KECELAKAAN….tetapi yang tiga tahun ini kami rasakan seolah kami ini penjahat yang layak ditindas…rasanya sia-sia kami setia pada visi dan panggilan Tuhan. Bila melihat kehidupan orang yang hidup dalam dosa dan berkelimpahan harta…menyia-nyiakan hidup dalam dosa dan kesia-siaan….aku merasa iri hati terhadap mereka. Kami memiliki visi tetapi tidak memiliki harta untuk mengerjakannya. Kami sudah mencoba berbagi beban visi ini selama tiga tahun tapi tak seorangpun meresponi secara positif….seolah apa yang kami kerjakan ini sia-sia. Kami menjadi bahan olokan orang dunia dan bahkan saudara seiman…yang lebih suka menjadi penonton….ingin melihat “bagaimana cara Tuhan menolong kami”….bukan dukungan tetapi kata-kata negatif terlontar dari mulut saudara-saudara seiman….hingga aku pun mulai bertanya-tanya…benarkah Tuhan itu ada dan memanggil kami? AKU TAHU BAHWA TUHAN ITU ADA…..tapi kami merasa seolah Tuhan tak ada dan kami tak memiliki masa depan. Aku tahu pandanganku ini salah tetapi itulah yang kurasakan sekarang…..aku hanya berupaya transparan saja di hadapan Tuhan maupun sesama. Tuhan mengingatkanku akan keluhan bani Asaf dalam Mazmur 73…..tetapi tetap itu tak menghiburku sebab sudah tiga tahun berlalu dan “terobosan” itu tak kunjung terlihat…..Begitu banyak nubuatan positif dan ayat firman Tuhan yang menjadi rhema dalam hidup kami disampaikan oleh rekan-rekan pelayan Tuhan lainnya tetapi…..kapan dan dimana penggenapannya?? Seolah semuanya hanyalah hiburan selama beberapa menit dan lalu kami harus menghadapi kenyataan yang pahit.
Sampai berapa lama KAU berdiam diri ya Tuhan??? Dimanakah janji pembelaanMU bagi kami para hambaMU bahkan anak-anakMu ini?
Pikiran gila kadang melintas dalam pikiranku….19 tahun sudah aku melayani dan hidup dalam Tuhan….tapi tiba-tiba pikiran untuk meninggalkan Tuhan terlintas….keputusasaan memenuhi pikiranku..rasa frustasi menyesakkan dadaku…….aku merasa sia-sia semua perjuangan dan pengorbananku ini. AKAL SEHATKU MENGATAKAN SEMUA INI TIADA SIA-SIA…TIDAK ADA YANG SIA-SIA DI DALAM TUHAN. Tetapi di sisi lain kala melihat kenyataan hidup saat ini……..hatiku getir….pahit…melihat anak-anakku tidak bisa minum susu….anak-anakku tak dapat mendapatkan pendidikan yang optimal….aku merasa sebagai pecundang…..AKAL SEHATKU MENGATAKAN BAHWA AKU LEBIH DARIPADA PEMENANG……benarkah??? TUHAN BILA ENGKAU NYATA….DIMANAKAH ENGKAU SAAT INI? Sampai berapa lama lagi kami harus hidup di bawah garis kemiskinan dan hinaan orang? Apakah tidak sebaiknya aku melupakan Tuhan saja, sebab aku merasa Tuhan sudah melupakan kami sekeluarga? Peperangan timbul dalam batinku….kutahu kebenaran tapi kenyataan seolah bertentangan dengan kebenaran dan janji Tuhan. Sampai berapa lama kami dapat mempertahankan iman kami padaMu, Kristus? Bila kami harus melalui tahun-tahun yang kelam ini……sampai kapan???
Entahlah sampai kapan kudapat bertahan…tiap kali semangatku bangkit dan melihat jiwa-jiwa baru mulai berdatangan saat itu pula…kami tidak memiliki dana untuk mengunjungi mereka….jangankan membantu….mengunjungi saja…tak mampu hingga akhirnya apa yang telah kami bangun kehilangan momentum kembali…..Komunitas baru terbentuk lalu kami tak sanggup untuk sekedar berkumpul untuk ibadah dengan mereka….hingga akhirnya kelompok saudara seiman yang lain mengambil alih atau yang terburuk…mereka kembali pada kehidupan mereka yang lama. Seolah semuanya menjadi sia-sia.
Usaha dengan membuat proposal, meminta bantuan dengan share perjuangan kami pada saudara seiman lainnya sampai berupaya membuka usaha sudah dilakukan namun tidak ada satu pun yang berjalan dengan baik dan dapat mendukung sisi finansial kami….semuanya nampak sia-sia….aku merasa sudah berada di ujung tanduk untuk menyerah saja…aku merasa sudah tak kuat lagi…..
Sampai aku pada suatu kepasrahan…….”SANGAT SUSAH HATIKU, BIARLAH KIRANYA KITA JATUH KE DALAM TANGAN TUHAN, SEBAB BESAR KASIH SAYANGNYA; TETAPI JANGANLAH AKU JATUH KE DALAM TANGAN MANUSIA.” (2 Samuel 24:14)
Doaku,”Tuhan ampunilah hambaMu ini yang kurang percaya…tambahkan iman hambaMu ini. Mampukan hamba untuk terus maju dan mengalahkan setiap keraguan yang menyerang pikiran ini. Aku gentar…aku takut…BAPA….melalui lembah kekelaman dan gunung terjal dihadapan kami. Kami sadar tidak sanggup lagi berjalan dengan kekuatan kami…tolong Dave, Novie, Philip dan little George untuk melalui ini semua dengan iman yang berkobar padaMU. Hingga bila kami harus melalui skenario kehidupan yang terburuk sekalipun….kami tetap dipenuhi ucapan syukur…dan tetap dapat melihat kebaikan Tuhan. Hidup atau mati kami ada dalam tanganMU TUHAN….kami berserah sepenuhnya padaMU saja….lakukanlah yang KAU lihat itu baik bagi kami….AMIEN.

No comments: